Cerdas Cermat : Bahan Belajar Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia

Postingan kali ini akan memuat bahan belajar untuk menjawab soal cerdas cermat mengenai sejarah Indonesia, tepatnya mengenai sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang pada tahun 2016 ini akan masuk ke-71 tahun. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Kemerdekaan Indonesia diperingati pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Di bawah ini adalah sejarah singkat dari Kemerdekaan Indonesia.


  • Persiapan Kemerdekaan Indonesia

    Bom Atom jatuh di atas di Kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 yang dilakukan oleh tentara Amerika Serikat beserta sekutunya. Hal tersebut membuat moral tentara Jepang menjadi turun. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jepangnya Dokuritsu Junbi Cosakai berubah nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau dalam Bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai. Jatuhnya bom atom kedua di Kota Nagasaki, membuat keadaan Jepang semakin terpuruk dan kemudian menyerah kepada pasukan Amerika beserta sekutunya.
    Pada tanggal 12 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta selaku pimpinan PPKI dan juga Radjiman Wedyodiningrat selaku mantan Ketua BPUPKI bertemu dengan Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Dari hasil pertemuan tersebut Jepang menjanjikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.

    Sekembalinya Soekarno dan Hatta ke Indonesia pada tanggal 14 Agustus, Sutan Syahrir yang sebelumnya telah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap Amerika dan sekutunya, mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dan melupakan hasil pertemuan dengan Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Sutan Syahrir pun berpendapat bahwa hasil pertemuan di Dalat tersebut hanya sebagai tipu muslihat dari Jepang. Dia juga beranggapan bahwa PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

  • Peristiwa Rengas Dengklok

    Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

    Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.
  • Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Pada tanggal 16 Agustus 1945, turun perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo  di Indonesia, dan tidak dapat memberi izin Kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang telah diajnjikan oleh Marsekal Terauchi pada pertemuan di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta yang merasa bawha Jepang telah ingkar janji akhirnya memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan proklamasi Kemerdekaan Indonesia seperti yang diinginkan oleh golongan muda.

    Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan di rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1). Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 
  • Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1). Pada tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

    pengibaran bendera di hari kemerdekaan Indonesia
    pengibaran bendera pada tanggal 17 Agustus 1945
    Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Istana Merdeka.
    Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.

    Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.


Previous
Next Post »

Komentar diluar konteks blog tidak akan ditayangkan ConversionConversion EmoticonEmoticon